Zenit Saint Petersburg yang memiliki kelompok
suporter bernama Landscrona, menyerukan larangan bagi pemain non-kulit putih
dan juga gay untuk bergabung dengan tim yang dilatih oleh Luciano Spalletti
tersebut. Landscrona yang dikenal
sebagai kelompok terbesar suporter Zenit tersebut menegaskan bahwa seruan
tersebut bukanlah sebagai tindakan rasial, namun mereka hanya mau
mempertahankan tradisi yang dimiliki oleh Zenit.
Melalui surat terbuka, Landscrona menyampaikan:
"Kami sama sekali tidak rasial. Akan tetapi kami memandang tak adanya
pemain yang berkulit hitam di klub Zenit Saint Petersburg sebagai tradisi yang terbilang
penting. Seruan ini bakal memungkinkan Zenit untuk mempertahankan identitas
nasional dari klub yang tak lain adalah simbol dari St Petersburg. Kami cuma
mau pemain dari negara yang serumpun dengan kami, Slav, seperti Belarusia dan
Ukraina, serta dari negara-negara Skandinavia dan Baltik. Kami punya mentalitas
dan latar belakang sejarah, serta kultur yang sama."
Mantan Pelatih Zenit Tak Berani Rekrut Pemain Kulit Hitam
Pada tahun 2008, mantan pelatih Zenit St Petersburg
bernama Dick Advocaat, pernah mengungkapkan bahwa dirinya tak berani untuk merekrut
pemain berkulit hitam. "Saya sanga senang mendatangkan pemain mana pun. Akan
tetepai, pada suporter tak suka dengan para pemain berkulit hitam. Sejujurnya,
saya tak mengerti mengenai bagaimana mereka sampai begitu perhatian pada warna
kulit," tutur Dick Advocaat.
Ladscrona juga memberikan larangan kepada pemain gay
untuk bergabung dengan Zenit dengan mengatakan, "Mereka tak pantas untuk
kota besar seperti ini." Hingga musim panas ini, klub Zenit St Petersburg
menjadi satu-satunya tim top di Rusia yang tak memiliki pemain berkulit hitam.
Bahkan, sepanjang 12 bulan terakhir pun, beberapa pesepak bola kulit hitam
menolak tawaran yang diberikan Zenit
setelah menerima ancaman dari para suporter klub tersebut.
0 comments:
Post a Comment